Published On: Wed, Oct 19th, 2016

Banjardowo Deklarasikan Diri Sebagai Desa Bebas Dari Buang Air Besar

Banjardowo Deklarasikan Diri Sebagai Desa Bebas Dari Buang Air Besar

Banjardowo Deklarasikan Diri Sebagai Desa Bebas Dari Buang Air Besar

SEMARANG, beritasemarang.net – Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Jawa Tengah menjawab tantangan penyediaan air minum dan sanitasi di wilayah pedesaan di Kelurahan Banjardowo Genuk Kota Semarang.

Oleh karena di Banjardowo rentan dengan air rob dan banjir selalu menjadi langganan tiap tahunnya. Begitu juga dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk mengkampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat serta buang hajat tidak semarang tempat.

Bertempat di Halaman Masjid Iktikaf Ar-Rosyid Banjardowo Genuk di deklarasikan stop buang air besar sembarangan (BAB) di sembarang tempat atau Open Defection Free (ODF). Dihadiri langsung Lurah Banjardowo Suparman, Ketua BP-SPAM Rustamaji, dan Ketua Tim Verifikasi ODF Yuni Kurniasih, Perwakilan Rt dan Rw se-kelurahan Banjardowo serta masyarakat Banjardowo Rt 2 Rw 6, Rabu (19/10).

Deklarasi Bersama Perwakilan Masyarakat Dan Tim Pamsimas

Deklarasi Bersama Perwakilan Masyarakat Dan Tim Pamsimas

Suparman Lurah Banjardowo mengatakan di wilayah kami sudah tidak ada lagi buang air besar sembarangan, sanitasi berjalan dengan baik dan dengan adanya Pamsimas bisa mencukup air ketersediaan air bersih.
Pembacaan deklarasi dibacakan langsung Lurah Banjardowo Suparman dan diikuti warga masyarakat. Bunyi deklarsi tersebut yakni “dengan ini kami warga keluarahan Banjardowo kecamatan Genuk Kota Semarang pada hari Rabu, 15 Oktober 2016 menyatakan sudah tidak buang air besar semarang”.

Permasalan Sampah
Ketua Tim Verifikasi ODF Yuni Kurniasih dari Dinas Kesehatan Kota Semarang sedikit menyayangkan dua pokok persoalan yakni selokan yang belum begitu berfungsi dan sampah. Namun menurutnya hal ini menjadi maklum oleh sebab kondisi demografi wilayah dan masih luasnya lahan sehingga sampah berserakan tidak pada tempatnya.

Menanggapi hal tersebut ketua Rt 2 Humaidi menuturkan tidak dapat dipungkiri bahwa masih luasnya lahan sehingga warga memanfaatkan lahannya untuk tempat pembuangan sampah dan pembakaran sampah.“Begitupun tidak adanya bantuan tong sampah sehingga warga belum memiliki kesadaran untuk buang sampah pada tempatnya. Warga hanya memanfaatkan lahan yang dimilikinya,” lanjutnya

Namun justru permasalahan sampah menjadi potensi wilayah yang harus dikembangkan. Sebab masalah utamanya yakni sampah organik yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik. Dan semoga saja warga memiliki kepedulian dan kesadaran untuk membangun Bank Sampah. Sehingga sampah tersebut memiliki daya nilai, baik sampah organik maupun sampah non organik. Tentu dengan berbagai dukungan baik dari warga, pemerintah sebagai pemangku kebijkan maupun swasta.

(Deny/BS04)

About the Author

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>