Published On: Mon, Jan 15th, 2018

Lantai 1 Gedung BEI Roboh dan Telan Puluhan Korban, Begini Analisis Dari Profesor Iswandi

Lantai 1 Gedung BEI Roboh dan Telan Puluhan Korban, Begini Analisis Dari Profesor Iswandi (foto: fb.com/uycev)

Lantai 1 Gedung BEI Roboh dan Telan Puluhan Korban, Begini Analisis Dari Profesor Iswandi (foto: fb.com/uycev)

JAKARTA, beritasemarang.net – Diketahui siang tadi, Senin (15/1) sekitar pukul 12.00 WIB Selasar Tower II Gedung BEI roboh dan membuat lebih dari 70 orang menjadi korban sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit.

Mayoritas korban adalah mahasiswa Universitas Bina Darma yang sedang melakukan study tour ke gedung BEI. Sampai sekarang, berdasrkan informasi terkini tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.

Profesor Iswandi Imran, Ahli Teknik Sipil ITB mengatakan untuk tahu pasti penyebab selasar gedung BEI ambrol maka harus dilakukan analisis lebih jauh dalam kurung waktu satu bulan ke depan.

“Paling sebulanlah. Materialnya diambil, dikumpulkan, dikaji secara mikroskopis. Ada luka lama apa nggak. Material (bangunan) juga sama kayak manusia, bisa mengalami luka lama. Lukanya itu tidak terjadi sekaligus, tapi bertahap,” ujarnya seperti dikutip dari media nasional setempat.

Lanjutnya, bahwa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkunan ITB yang masuk dalam kelompok Keahlian Rekayasa Struktur, menjelaskan jika setiap bangunan sudah seharusnya dirawat secara konsisten dan rutin agar umurnya lebih lama.

“Dari video, dari foto-foto (BEI), kesannya runtuhnya tiba-tiba. Kalau tiba-tiba tanpa tanda-tanda, langsung bruk gitu. Kalau keberatan, menurut saya, nggak juga. Kalau ngeliat di video beban yang bekerja standar saja ya,” ujar Iswandi yang merupakan University of Toronto, Kanada, itu.

Apalagi soal beban, sudah semestinya diperhitungkan pada saat perencanaan awal proses pembangunan. “Beban itu mestinya sudah diperhitungkan dalam desain dalam perencanaan. Itu biasanya di area publik, bebannya sampai 500 kg/m2, artinya dalam 1 m2 bisa dalam 8 orang. Tadi kan kurang dari 8. Kecuali kalau ada kesalahan desain ya,” imbuhnya.

Menurutnya, analisis bisa dilakukan melalui forensik analisis dan forensik study dari pengumpulan fakta-fakta di TKP. “Tapi misal ada baut atau angkur yang lepas, entah patah atau apa. Itu yang harus dipelajari. Penyebabnya bisa perilaku yang degradasi pada sistem akibat umur, lingkungan, beban berulang. Atau apa pun,” jelasnya.

Disamping itu, hal yang perlu diperhatikan pula yakni ada kemungkinan bila bangunan tersebut mengalami kelelahan (fatigue).

“Bisa juga karena fatigue (kelelahan). Karena beban berulang dan ekstrem. Kita juga kalau terus kerja lama-lama fatigue juga. Kalau kita ada obatnya, Fatigon. Harusnya dibatasi, tegangannya tidak berlebihan, sehingga umur fatigue-nya bisa panjang. Ini yang harus dikaji secara mendalam,” ujarnya kembali.

(Deny/BS04)

About the Author

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>