Published On: Tue, Apr 4th, 2017

Patut Dicontoh! Sutikno, Penarik Becak Dengan Sukarela Bersihkan Kali Semarang Tanpa Imbalan

Ilustrasi: Patut Dicontoh! Sutikno, Penarik Becak Dengan Sukarela Bersihkan Kali Semarang Tanpa Imbalan

Ilustrasi: Patut Dicontoh! Sutikno, Penarik Becak Dengan Sukarela Bersihkan Kali Semarang Tanpa Imbalan

SEMARANG, beritasemarang.net – Seorang penarik becak bernama Sutiko (60) ternyata telah lama melakukan pekerjaan hebat dengan membersihkan bantaran sungai yang berada di depan rumahnya. Seperti yang dilansir dari media nasional setempat, Sabtu (1/4) Ia bergelut dengan sampah dan air sungai selam 20 tahun lamanya bahkan tak merasa jijik terhadap pekerjaanya itu.

“Sejak 1997 saya kerja nyata memungut sampah-sampah secara manual, karena prihatin melihat rumah-rumah sering kebanjiran (saat itu-Red),” ungkapnya.

Hati bapak penarik becak tersebut memang tergerak untuk membersihkan sungai di dekat rumahnya karena seringkali melihat para tetangga membuang sampah sembarangan di sungai. Berbekal karung, cangkul dan papan, Sutikno hampir tiap hari menyusuri Kali Semarang mulai dari Pekunden sampai Purwadinatan sendirian.

“Tidak ada orang yang mau membantunya saya membersihkan sungai, sebab mereka (warga-Red) takut kena pecahan kaca dan digigit ular,” katanya.

Dalam pengakuanya, ia juga mendapat bantuan dari Pemkot Semarang sebesar Rp 500 ribu/bulan. Meski begitu, Sutikno tak berharap dapat imbalan lebih atas pekerjaanya. “Tidak apa-apa (tak dibayar-Red). Dari mencari sampah di sungai, saya bisa mendapatkan barang rongsok yang bisa dijual untuk tambahan biaya hidup,” jelasnya.

Pun, dari hasil penjualan sampah-sampah di sungai tersebut, ia mampu menghidupi 14 anaknya bahkan menyekolahkanya hingga selesai. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup ia tetap bekerja sambilan sebagai penarik becak serta bersih-bersih sampah tetangga.

“Kadang ada warga yang berempati dengan apa yang saya lakukan (membersihkan sampah sungai-Red), dan memberi uang. Ada yang memberi Rp 50 ribu, ada juga yang memberi Rp 100 ribu,” imbuhnya.

Tak jarang, Sutikno menemui banyak resiko saat bersih-bersih di Kali Semarang seperti pernah ketemu dengan buaya. Namun hal tersebut tak tak jadi alasan untuk melakukan niat baiknya. “Saya tirakat dan berdoa agar terhindar dari bahaya,” ucapnya.

Walau sudah dibersihkan setiap hari, nampaknya kondisi Kali Semarang tak ada perbaikan lebih lanjut bahkan nampak kumuh daripada sebelumnya. Ia menilai bahwa Pemkot Semarang terlanjur mengabaikan pelestarian ekosistem sungai.

Tambahnya, Respon DPU (Dinas Pekerjaan Umum) dinilai cenderung lambat saat mendapati sampah makin menumpuk di sepanjang sungai. “Sampah di dalam sungai cuma dipinggirkan dan dinjak-injak, tidak diangkat. Saya mau kalau diminta untuk bergabung membersihkan sungai. Asal pekerjaan dilakukan secara benar-benar,” paparnya.

Disisi lain, anaknya yang Nia Sugoro (34) ikut mendukung pekerjaan sosial ayahnya. Bagianya tindakan membersihkan sungai merupakan salah satu bentuk ibadah. “Kalau niat tulus pasti tidak mempermasalahkan hasil,” ujarnya.

Nia juga menuturkan bila kegiatan sang ayah untuk membersihkan Kali Semarang selama ini tak pernah dilarangnya. “Saya tidak pernah melarang kalau itu pekerjaan yang mulia,” jelasnya. Bahkan karena kegigihannya itu, ayahnya pernah memperoleh penghargaan kebersihan dari mantan Gubernur Jateng, Mardiyanto.

(Deny/BS04)

About the Author

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>