Pungutan Liar Resahkan Pedangan Pasar Johar di MAJT
Relokasi Pasar Johar di MAJT
SEMARANG, beritasemarang.net – Pedagang Pasar Johar yang kini direlokasi ke lapak sementara di samping Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) mengeluhkan adanya pungutan retribusi oleh petugas Dinas Pasar.
Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyatakan bahwa pedagang korban kebakaran Pasar Johar gratis menempati lapak sementara tersebut. Akan tetapi ada pedangan yang mengaku setiap hari ditarik retribusi oleh petugas dari Dinas Pasar sebesar Rp2.500.
Menjadi timbul pertanyaan ketika para pedangan tidak tahu menahu soal penarikan retribusi akan digunakan untuk apa, terlebih lagi kadang petugas yang melakukan penarikan retribusi tidak memberikan karcis.
Seorang pedagang mengaku bahwa petugas menarik retribusi dengan alasan untuk jaminan agar bisa mendapatkan lapak sementara, yang berada di samping Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang membuat kebijakan gratis kepada para pedagang untuk menempati pasar sementara di MAJT mengaku kecewa dengan temuan tersebut.
“Alasan retribusi agar dapat lapak di pasar sementara di lahan MAJT juga keliru. Saya meminta agar petugas yang meminta retribusi dicatat namanya,” ujar Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi.
Dia berharap ada langkah tegas dari Dinas Pasar untuk menindak oknum petugas yang melakukan pungutan kepada pedagang. Selain meresahkan nama Pemkot Semarang, dinilai juga akan tercoreng akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Tridjoto Sardjoko tidak ingin mengomentari soal penarikan retribusi kepada pedagang yang dilakukan oleh oknum petugas. Pihaknya akan menggali beberapa keterangan terlebih dahulu kepada petugas di lapangan, jika petugasnya melakukan pelanggaran, dia memastikan pasti akan ada tindakan yang tegas.
Pembangunan Pasar Johar direncakanan akan dilangsungkan pada 2016 dan sepenuhnya pendanaan dari APBD karena tidak menggandeng investor. Saat ini pembangunan Pasar Johar yang terbakar segera masuk tahap pembuatan Detail Enggineering Design (DED), yang akan dibuat oleh Dinas Tata Kota dan Perumahan (DTKP) Kota Semarang.
(Sheyla/BS02)
