Published On: Mon, Mar 12th, 2018

WASPADA! Berkedok Pegawai “Dinkes” Sekelompok Orang Paksa Warga Beli Abate

WASPADA! Berkedok Pegawai "Dinkes" Sekelompok Orang Paksa Warga Beli Abate

WASPADA! Berkedok Pegawai “Dinkes” Sekelompok Orang Paksa Warga Beli Abate

SRAGEN, beritasemarang.net – Beberapa keluarga diduga menjadi korban penipuan oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai petugas Dinas Kesehatan dan mereka memaksa para warga untuk membeli serbuk sejenis abate. Padahal obat seperti abate itu bisa didapatkan gratis dari puskesmas dengan syarat ada jentik-jentik di dalam rumah.

Berdasarkan informasi dari media nasional setempat, orang – orang itu beroperasi di wilayah Tanon dan Sumberlawang. Sedikitnya ada tiga dukuh yang resah diantaranya Dukuh Karang, Dukungan Ngaringan, Desa Gading, Kecamatan Tanon dan Dukuh Deresan, Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang usai didatangi oleh beberapa orang dengan mengatasnamakan dari DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten) Sragen dan Petugas dari Kota Semarang.

Tak sampai disitu, mereka justru beroperasi secara dor to dor bahkan memaksa warga agar membeli obat abate tersebut sebagai penaggulangan demam berdarah dan chikungunya. Mereka juga dipaksa membayar dengan harga cukup mahal yakni Rp 10.000 – Rp 30.000 karena alasan diwajibkan oleh pemerintah. Jika ditolah, sekelompok orang itu malah makin memaksa dan marah serta menekan warga.

 

Salah seoarang warga, Khoiri (30) dari Dukuh Karang mengatakan bila tindakan sekelompok orang tersebut begitu meresahkan warga apalagi mengatasnamakan pemerintah segala. ”Ngakunya berbeda-beda. Ada yang ngaku dari Semarang dan juga yang ngaku dari dinas kesehatan, mereka maksa ibu saya untuk beli dengan alasan dari pusat langsung,” jelasnya.

Dia pun menyampaikan, warga yang tidak punya uang ikut dipaksa cari pinjaman. “Kalau tidak ada uang nyuruh pergi ke tetangga sebelah untuk pinjam uang,”imbuhnya lagi.

Nugroho Dwi Saputro, warga Karang juga mengeluhkan hal yang sama, mereka terlihat beroperasi dengan dua orang perempuan berpakaian batik warna merah pada Jumat (11/2) siang. Meski begitu, mereka malah tidak bisa menujukkan surat ijin resmi dari pemerintah.

”Kalau dari dinas kesehatan harusnya obat gratis dan harusnya izin RT dan lurah dulu tapi ini tidak ada izin serta tidak ada yang mendampingi dari kelurahan atau RT,” bebernya.

Disisi lain, Suyadi, Kabid Sumber Daya Dinas Kesehatan memastikan bahwa mereka bukan bagian dari instansi pemerintah. ”Saya yakin kalau itu bukan orang Sragen. Silahkan dicek KTP-nya jika orang Sragen sekalian kita bina,” ujarnya seperti dikutip dari media nasional setempat, Senin (12/3).

(Deny/BS04)

About the Author

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>