Ironis! Ditolak Puskesmas, Nyawa Bayi Ibu Emiti Tak Tertolong, Bupati Brebes Langsung Meminta Maaf
BREBES, beritasemarang.net – Ibu Emiti (32) tahun tak kuasa menahan tangis saat berada di makam anak kelimanya. Almarhumah Icha Selfia bayi berusia 7 tahun itu meninggal dunia pada Minggu (10/12) lalu.
Ironisnya, bayi mungil tersebut nyawanya tak tertolong akibat tidak mendapatkan penanganan medis dari puskesmas di wilayah Brebes, Jateng. Alasan ditolaknya pun sepele, hanya kurang kelengkapan administrasi.
Awal mulanya, Emiti menceritakan bahwa anak terakhirnya terlihat sakit-sakita sejak Jumat (8/12), ia mengalami gejala muntah dan berak (muntaber) secara terus-menerus.
Setelah itu, langsung dibawa ke tukang urut dekat rumahnya. “Tapi sama tukang urutnya suruh dibawa ke Puskesmas Sidamulya,” ucapnya seperti dikutip dari media nasional setempat, Senin (11/12).
Keesokan harinya, barulah Ibu Emiti menuju puskesmas tersebut dengan berjalan kaki sejauh 1,5km namun sesampainya disana anaknya Icha Selfia bukan mendapat penanganan malah ditelantarkan. “Saya tidak dilayani sama sekali di sana. Padahal saat itu ada tiga petugas puskesmas,” imbuhnya.
Ia akhirnya merasa kecewa dengan pelayan puskesmas itu. “Memang saya akui dari keluarga miskin, tapi enggak seharusnya mendapat perlakuan seperti ini,” jelasnya kembali.
Disisi lain, Idza Priyanyi selaku Bupati Brebes langsung tanggal dengan kejadian ini dan mengunjungi rumah Emiti (32) orang tua bayi Icha Selfia yang meninggal setelah ditolak puskesma setempat.
“Kami, Pemerintah Kabupaten Brebes, meminta maaf sebesar- besarnya atas kejadian ini,” ujar Idza saat berkunjung disana.
Ia menyesalkan hal ini dan Idza juga ikut memberi santuan uang tunai serta bahan pangan untuk keluarga korban. Berkunjung, ia lalu melanjutkan inspeksi ke puskesmas yang menolak bayi Icha Selfia. “Jelas ada sanksi sesuai prosedur terhadap petugas pendaftaran di puskesmas,” tegasnya.
Tentu dalam waktu dekat, ia akan memanggil semua pegawai di bidang kesehatan setiap kecamatan guna diberi bimbingan. Lanjutnya, apalagi ketika situasi darurat harusnya pendaftaran puskesmas mengesampingkan urusan administrasi
“Yang penting pasien diurus dahulu agar segera mendapatkan penanganan atau pengobatan,” jelasnya. Ia berharap semoga kejadian seperti ini tak terulang lagi.
(Deny/BS04)