Published On: Tue, Aug 16th, 2016

Jadi Wisata Unggulan, BKB Dikucuri Dana Rp 100M

Kerlap-Kerlip Banjir Kanal Barat Saat Malam Hari

Kerlap-Kerlip Banjir Kanal Barat Saat Malam Hari

SEMARANG, beritasemarang.net – Proyek pengembangan sungai BKB (Banjir Kanal Barat) bakal dikucuri dana kurang lebih Rp 100 miliar dari Pemerintah Prancis. Meski telah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan, namun prosesnya masih terganjal karena kurang siapnya Detail Engineering Design (DED). Sehingga anggaran pasti pengembanganya masih belum dapat diketahui di kisaran berapa.

Hendrar Prihadi, Walikota Semarang menyatakan, pihaknya sampai sekarang terus melakukan pengkajian lebih jauh dan detail. Kalau tidak salah, dananya sebesar Rp 100 miliar,” ujar Hendi, sapaan akrabnya, Senin (15/8) kemarin.

Ia mengkau bila DED tersebut terus dikerjakan hingga saat ini. “Untuk DED yang saya lihat baru gambar teknis. Kayaknya belum keluar angka. Tapi ini masih dalam proses pembahasan bersama. Baik Bappeda maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), karena program ini difasilitasi Kementerian PUPR. Target terealisasi tahun 2017,” terangnya.

Patut diketahui, bahwa rencana proyek ini sudah berjalan lama sekitar dua tahun lalu. Namun masing-masing daerah masih perlu memaparkan ekodistrik di Kementrian PUPR dan tepilihlah 3 besar termasuk Kota Semarang “Setelah dilakukan pemaparan, kemudian dipilih tiga besar, Kota Semarang terpilih salah satunya,” jelasnya.

Setelah itu, barulah Kota Semarang diminta mengirim delegasi ke Prancis untuk pemaparan ekodistrik. “Saat itu, Pak Pj Wali Kota (Tavip Supriyanto, Red) yang berangkat ke sana. Pihak Perancis juga telah ke sini untuk menanyakan perihal komitmen dalam proyek ini. Termasuk pengkajian Amdal, dampak, maupun sosialisasi kepada warga yang terkena dampak,” imbuhnya lagi.

Meski sudah disetujui, pihaknya masih perlu melengkapi persyaratan administratif dan pengiriman surat ke Kementrian PUPR. “Ada dua tahap pembangunan, yakni di wilayah darat atau sekitar sungai dan wilayah muara sungai,” bebernya.

Lanjutnya, nanti tetap melibatkan masyarakat setempat guna menumbuhkembangkan ekonomi kreatif di sekitar BKB. Konsepnya akan disediakan seperti pameran-pameran bagi karya masyarakat sekitar. “Itu dibiayai oleh Perancis,” ujarnya.

Disisi lain, Hendi mengaku bahwa hasil koordinasi dengan pihak Kementrian PUPR dalam upaya pengembangan Banjir Kanal Barat jadi wisata air tidak bisa diharapkan.

“Kajian bersama Bapak Menteri Basuki (Menteri PUPR), menilai bahwa kondisi wisata air di Banjir Kanal Barat itu tidak bisa diharapkan. Karena pendangkalannya cukup tinggi, dan kondisi air tergantung pasang surut laut,” ungkapnya

Praktis, Banjir Kanal Barat tidak bisa digunakan untuk perahu naga atau wisata perahu yang menggunakan sampan. “Saat diskusi audiensi dengan Menteri PUPR, kami minta agar dibangun pintu air atau tanggul di sekitar muara Banjir Kanal Barat. Hal itu bertujuan agar debit air bisa konstan. Sehingga nanti di situ bisa dipakai untuk lomba kano, perahu naga dan lain-lain. Kami telah mendapatkan sinyal positif, Kementerian PUPR siap membantu pendanaan dan sekaligus pembangunannnya,” tandasnya lagi.

Ditanya soal adanya tumpah tindih soal kewenangan pengelolaan Banjir Kanal Barat, Hendi mengaku tidak ada dan memang ada banyak kewenangan yang menaunginya.

“Kalau tumpang tindih tidak. Sepanjang mereka memahami tugas dan tanggung jawab. Berdasarkan MoU, tugas Pemerintah Kota Semarang jelas, yakni bertanggung jawab terhadap kerapian, kebersihan, kenyamanan, maupun keindahan Banjir Kanal Barat,” katanya.

“Kami sampaikan, seharusnya kami mendapat kewenangan lebih, karena dengan kewenangan lebih, kami bisa mengelola, merawat, dan mengalokasikan anggaran APBD untuk perawatan Banjir Kanal Barat. Contohnya, saat ini, di situ rumputnya kan cepat sekali tumbuh. Nah, temen-temen di Satker (BBWS) kan jarang bisa bergerak cepat untuk membersihkan rumput tersebut,” tambahnya

Disamping itu, keberhasilan Pemerintah Kota Semarang juga tak lepas dari peran dari tangan masyarakat. “Maka kami meminta agar masyarakat legawa, terutama yang terkena dampak, untuk mensupport dan membantu program ini,” harapnya.

Dia kembali menegaskan akan tetap terbuka terkait pengelolaan proyek apapun termasuk dibuka scara umum bagi pihak ketiga yang ingin bekerjasama. “Sekarang bukan zamannya pejabat menyembunyikan proyek untuk para kroni-kroninya,” ujarnya.

Seperti di awal-awal revitalisasi, Sungai Banjir Kanal Barat direncanakan akan menjadi kawasan wisata air dan budaya. Dilengkapi pula dengan perahu hias, resto kapal terapung, kanan-kiri sungai didesai mirip panggung hiburan. Namun sampai sekarang rencana tersebut tinggal isapan jempol saja.

Walau demikina, bila melihat lebih jauh memang kawasan BKB nampak cukup rapi ketimbang sebelum direvitalisasi. Tapi karena pengelolaan belum beres mungkin menjadi salah satu penyebab potensi wisata yang besar tak lagi digarap secara maksimal. Padahal, kalo pengelolaanya benar-benar beres bisa saja BKB akan jadi ikon wisata Kota Semarang hingga menarik banyak wisatawan.

Ben Mintosih, Koordinator Penggiat Pariwisata Jawa Tengah ikut menyatakan kalo sungai BKB sangatlah potensial sebagai destinasi wisata air yang nantinya milik Pemkot maupun Pemprov Jateng. Sayangnya, semua itu tergantung pada kemasan agar terlihat menarik dan terlihat mengesangkan bagi pengunjung. “Pengemasannya harus melibatkan penduduk sekitar Sungai BKB. Terpenting pemerintah tetap konsisten membenahi aspek atraksi, amenitas, aksesibilitas dan agenda-agenda acaranya harus jelas,” tanda Benk.

(Deny/BS04)

About the Author

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>