Published On: Sun, Feb 12th, 2017

Mayoritas UMKM Jawa Tengah Belum Optimalkan Teknologi Informasi Untuk Proses Pemasaran

Mayoritas UMKM Jawa Tengah Belum Optimalkan Teknologi Informasi Untuk Proses Pemasaran

Mayoritas UMKM Jawa Tengah Belum Optimalkan Teknologi Informasi Untuk Proses Pemasaran

SEMARANG, beritasemarang.net – Catatan terbaru dari Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah bahwa data pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) tiap tahun memanglah meningkat. Namun disisi lain, teknik pemasaranya mayoritas masih menggunakan metode konvensional sehingga menjadi kendala tersendiri.

Di tahun 2012 saja sudah ada 80.583 UMKM lalu tahun berikutnya menjadi 90.339 UMKM, tahun 2014 meningkat cukup signifikan yaitu 99.681, tahun 2015 mencapai 108.937 UMKM serta tahun 2016 kemarin sudah terdata 115.751 UMKM. Dengan perkembangan tersebut, Ema Rachmawati selaku Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah mengakui bahwa perkembanganya semakin bagus tapi belum seimbang dengan kuantitasnya terutama metode pemasaran, ketersediaan serta produktivitas bahan baku.

“UKM kita belum IT mainded, dan kita juga belum membangun sistem informasi yang membantu pasarnya. Selama ini masih manual dengan cara pameran, untuk di dunia maya belum gencar,” ungkapnya, Minggu (12/2).

Ia menambahkan bahwa pihaknya juga masih belum maksimal dalam mendidik konsumen agar percaya terhadap berbagai produk lokal dibanding produk luar negri. Disinilah kampanye kepada para konsumen menyisakan PR besar. Menurutnya, ada alasan kenapa masyarakat kurang tertarik dengan produk dalam negri yang salah satunya karena tidak adanya database produk UMKM Jateng demi memudahkan calon pembeli untuk menentukan pilihan.

“Tahun ini kita akan mulai rpmbak total. Akan ada perubahan pada sistem pelatihan produk UMKM. Akan lebih banyak dilakukan pada penguasaan IT,” imbuhnya.

Pun, pihaknya juga sedang menjalin kerjasama terhadap perusahaan yang mensupport sistem telekomunikasi agar dapat merancang database. Jadi, nantinya data tersebut berbentuk directory dengan pembagian tiap-tiap produk.  “Rencananya, sebelum hari Koperasi tahun ini pada Juli mendatang bisa tuntas,” jelasnya.

Tentu saja tantangan kedepan pasti selalu ada seperti manajemen usaha serta pengembangan kualitas produk. Dia berpendapat bahwa sebagian usaha-usaha mikro ternyata masih kesulitan dalam hal proses produksi maupun bahan baku. Termasuk Pemerintah Provinsi yang sampai sekarang mengaku ribet dengan intervensi pembiayaan karena penerima harus berbadan hukum (ikut dalam koperasi), sedangkan UMKM banyak yang tak mau bergabung dibawah koperasi.

“Misalnya pasar mintanya A tapi dia bisanya B, jadi antara kebutuhan pasar dengan kemampuan masih jadi persoalan. Untuk bahan baku, permintaan banyak tapi bahan baku sulit diperoleh, ini juga kendala,” tandasnya.

(Deny/BS04)

About the Author

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>