Published On: Mon, Jan 15th, 2018

Pentingnya Pemahaman Difteri Bagi Ibu-Ibu

dr. Citra Primavita Mayangsari Sp.A memberikan paparan bahaya difteri kepada ibu-ibu bhayangkari

dr. Citra Primavita Mayangsari Sp.A memberikan paparan bahaya difteri kepada ibu-ibu bhayangkari

SEMARANG, beritasemarang.net – Penyakit difteri, yang beberapa waktu terakhir ini menjadi perhatian khalayak ramai ternyata tidak semua orang terutama para ibu-ibu paham gejalanya.

“Difteri adalah penyakit yang permulaannya sangat ringan. Meski begitu, ibu-ibu juga wajib tahu apa gejala khasnya. Yakni timbulnya selaput putih seperti warna durian (beslag) di daerah mulut, tenggorokan dan amandel” ujar dr. Citra Primavita Mayangsari Sp.A ketika menyampaikan sosialisasi dan pemberian vaksin difteri dalam peringatan milad yayasan kemala bhayangkari ke 36 tahun 2018 belum lama ini di Kendal. Gejala khas itu, lanjut dr Citra juga disertai dengan demam yang tidak tinggi. “Atau nglemeng (istilah jawa, red), nyeri tenggorok, nyeri telan, stridor/ngorok” katanya.

Difteri merupakan salah satu penyakit infeksi akut dan menular yang disebabkan kuman Corynebacterium Diphteriae. Jika dibiarkan berlarut, bisa mengakibatkan sesak napas dan tentu saja berujung kematian.

Hal lain yang menurut dr Citra perlu dipahami oleh ibu-ibu adalah kuman penyebab difteri menyebar melalui semburan ludah dari seseorang saat batuk atau bersin. “Partikel air yang keluar dari seorang yang terkontaminasi kuman difteri akan segera berpindah ke orang sehat” lanjutnya. Anak juga perlu diberitahu untuk tidak minum air pada botol yang sama dengan temannya.

Kenapa Imunisasi Penting?

Bila menemukan anak dengan gejala khas seperti itu, saran dr Citra, segera untuk memeriksakan ke klinik atau pusat pelayanan kesehatan terdekat. “Bila dibawa ke rumah sakit , tidak tertutup kemungkinan pasien akan dilakukan tindakan isolasi.

Cara pencegahan yang efektif bagi anak belum terkena difteri adalah imunisasi. “Imunisasi dasar DPT pada usia anak 2, 4 dan 6 bulan. Kemudian diulangi lagi pada usia 18 bulan atau 4 s.d 6 tahun” ujarnya. Imunisasi juga bisa dilakukan setelah sakit 3 bulan setelahnya.

Dengan kepedulian orang tua terhadap anak dan sekitarnya menjadi senjata ampuh untuk menekan penularan dan pencegahan difteri.

(Deny/BS04)

About the Author

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>