RSI Sultan Agung Gelar Seminar “Kenali Gejala Low Vision Pada Anak”
SEMARANG, beritasemarang.net – Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang menggelar seminar bertajuk “Kenali Gejala Low Vision Pada Anak” yang diadakan belum lama ini di hall Direksi lantai 2 rumah sakit yang beraamatkan di Jl. Raya kaligawe Km. 4 Semarang.
Sebagaimana diketahui, low vision adalah seseorang yang memiliki ketajaman penglihatan yang menurun atau lemah atau ada kelainan pada luas pandang (visual system).
Turut menjadi keprihatinan banyak kalangan yakni masih banyaknya sekolah yang enggan menerima anak didik penyandang low vision ini.
Disampaikan oleh Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI) Sekar Mustika Intan, Spd. Ia menyayangkan masih banyak sekolah yang menerapkan diskriminasi bagi murid yang alami keterbatasan penglihatan.
“Diantara murid atau anak didik penyandang low vision ada yang bisa berprestasi layaknya anak normal. Maka yang dibutuhkan bagi para guru atau tenaga pendidik bagaimana melakukan strategi pembelajaran termasuk manajemen kelas bagi anak low vision” kata Sekar.
Menurut Sekar, strategi pembelajaran yang perlu diterapkan bagi anak didik bisa dilakukan dengan cara memodifikasi lingkungan yang ramah seperti mendudukkan siswa tersebut di tempat yang terang (dekat jendela), membantu intervensi posisi siswa low vision. “Posisi tubuh waktu membaca perlu diperbaiki dengan penyangga buku . Atau jika mata kanannya terbaik penglihatannya, maka anak duduk di sebelah kiri atau sebaliknya”, lanjut Sekar.
Jika memungkinkan, membantu menyediakan material dan alat bantu bagi siswa low vision. “Contoh pembuatan media kaca hitam yang menutupi halaman bacaan kecuali satu baris tulisan yang terlihat melalui satu celah horisontal atau yang lebih dikenal dengan typoscope”, terangnya.
Deteksi dini
Untuk memudahkan para guru ketika proses pembelajaran, para guru juga harus menguasai cara untuk melakukan deteksi dini bagi siswanya. “Suruhlah anak untuk mengeja 7 huruf pada jarak 3 meter. Lakukan dengan kedua mata terlebih dahulu. Setelah itu dengan mata tertutup. Jika siswa hanya benar kurang dari 3 angka, maka dimohon untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan sedini mungkin” ujarnya.
Sementara itu, Sita Pritasari, Dokter Spesialis Mata Sultan Agung Eye Center yang sekaligus menjadi salah satu narasumber dalam seminar ini mengatakan penyandang low vision sebaiknya dibawa ke dokter untuk penanganan lebih dini.
“Dokter akan menentukan kemampuan penglihatan dan menentukan penglihatan terbaik dengan kaca mata atau alat bantu optik yang lain”, ujar Sita.
(Sheyla/BS02)